Bayi kuning merupakan kondisi penyakit yang normal untuk bayi berusia dua hingga empat hari setelah dilahirkan sang ibu. Jadi, tidak hanya orang dewasa saja bayi juga berisiko mengalami penyakit kuning, yaitu suatu kondisi dimana kulit, bagian putih mata, dan bagian gusi bayi berubah warna menjadi kekuningan.
Penyakit kuning pada bayi bersifat sementara karena akan hilang dalam satu hingga dua minggu jadi para orang tua tidak perlu terlalu khawatir ketika bayinya mengalami penyakit kuning.
Namun, jika penyakit kuning tersebut tidak kunjung hilang padahal sudah lewat dari dua minggu sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Gejala Bayi Kuning yang Paling Umum Terjadi
Ketika bayi mengalami penyakit kuning, maka akan ada tanda-tanda atau gejala yang muncul. Gejala yang paling mudah diketahui adalah adanya perubahan warna kuning di bagian kulit bayi.
Perubahan warna kulit tersebut memang agak sulit terlihat apabila kulit bayi berwarna cokelat dan hitam. Perubahan warna kulit menjadi kuning biasanya terlihat jelas di bagian kepala dan wajah si kecil.
Serta akan muncul warna kuning yang terlihat jelas ketika menekan area kulit bayi dengan menggunakan jari. Tidak hanya di bagian kulit saja yang akan berwarna kekuningan, ada beberapa bagian tubuh bayi yang juga akan berubah warna.
Di antaranya adalah di bagian putih mata, di dalam mulut, di telapak kaki dan telapak tangan. Gejala bayi kuning lainnya yang biasanya muncul adalah sebagai berikut:
- Bayi terlihat mengantuk
- Tubuhnya terlihat lemas
- Selera makan atau menyusunya menurun tidak seperti biasanya
- Air kencingnya berwarna gelap
- Tinjanya berwarna pucat padahal seharusnya berwarna kuning atau oranye
Bayi yang lahir prematur umumnya lebih berisiko mengalami penyakit kuning. Sehingga orang tua tidak perlu terlalu panik saat kulit bayinya tiba-tiba berubah menjadi agak kekuningan.
Penyebab Bayi Kuning secara Umum
Ketika bayi di dalam rahim, plasenta akan mengeluarkan bilirubin dari tubuh bayi. Tapi, setelah bayi lahir, pekerja tersebut akan dilakukan oleh organ hati.
Namun, tubuh dan organ bayi yang baru lahir masih belum bisa sepenuhnya melakukan pekerjaannya dengan optimal. Sehingga sebagian bayi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengeluarkan bilirubin dari tubuhnya.
Terdapat dua jenis penyakit kuning yang terjadi pada bayi baru lahir, yaitu penyakit kuning fisiologis dan breastfeeding jaundice . berikut penjelasan selengkapnya.
- Penyakit Kuning Fisiologis
Penyakit kuning fisiologis biasanya muncul saat bayi berusia dua hingga empat hari. Bayi kuning fisiologis akan hilang dengan sendirinya dalam waktu dua minggu.
- Penyakit Kuning Breastfeeding Jaundice
Sementara penyakit kuning breastfeeding jaundice terjadi pada bayi yang diberikan ASI selama minggu pertama sejak dilahirkan.
Penyakit kuning breastfeeding jaundice terjadi saat bayi tidak menyusu dengan baik atau karena ASI tidak kunjung keluar sehingga menyebabkan si kecil dehidrasi.
Penyakit kuning breastfeeding jaundice pada bayi sebenarnya tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Penyakit kuning yang parah bisa terjadi karena disebabkan oleh kondisi yang memungkinkan tubuh bayi harus meningkatkan jumlah sel darah merah, contohnya seperti pada masalah berikut.
- Bentuk Sel Darah Tidak Normal
- Golongan darah antara ibu dan bayi yang tidak cocok (ketidaksesuaian Rh atau ABO)
- Terjadi cephalohematoma (kondisi penumpukan darah di bawah kulit kepala) karena persalinan yang sulit
- Memiliki tingkat sel darah merah yang lebih tinggi, biasanya terjadi pada bayi prematur dan bayi kembar
- Mengalami Masalah Kesehatan Tertentu
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
- Mengalami infeksi saat lahir, contohnya seperti rubella, sifilis, dan lainnya
- Bayi mengidap penyakit yang mempengaruhi fungsi hati atau saluran empedu, contohnya seperti cystic fibrosis dan hepatitis
- Tingkat oksigen dalam tubuh bayi rendah atau biasa disebut hipoksia
- Mengalami kelainan genetik dari lahir
- Bayi mengalami sepsis
- Terjadi perdarahan di bagian internal tubuh
- Kekurangan jenis enzim tertentu
- Terjadi gangguan sistem pencernaan, termasuk atresia bilier
Cara Mengobati Bayi Kuning yang Tepat dan Aman
Sebenarnya pengobatan untuk penyakit kuning pada bayi biasanya hanya dilakukan jika tingkat bilirubinnya tinggi. Pada umumnya bayi yang mengalami penyakit kuning tidak membutuhkan pengobatan khusus jika kadar bilirubinnya rendah.
Untuk memulihkannya cukup disusui secara teratur tapi jika kondisinya tidak juga membaik setelah dua minggu. Maka orang tua perlu waspada dan segera memeriksakannya ke dokter.
Ada beberapa cara mengatasi bayi kuning yang memiliki tingkat bilirubin tinggi, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Fototerapi
Metode pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan sejenis cahaya khusus untuk mempermudah organ hati memecah dan mengeluarkan bilirubin dari dalam darah. Bagian kulit bayi akan dipapari cahaya khusus di dalam inkubator dengan mata tertutup.
Metode pengobatan satu ini umumnya akan dilakukan selama 30 menit setelah selesai sang ibu bisa langsung menyusui si bayi atau mengganti popoknya.
Jika, bayi kuning tidak kunjung membaik meskipun sudah dilakukan fototerapi. Maka dokter akan menyarankan fototerapi yang lebih intensif dengan meningkatkan jumlah cahaya yang dipaparkan pada tubuh bayi.
Saat bayi menjalankan perawatan fototerapi yang intensif bayi hanya diperbolehkan minum susu melalui ASI perah dan tidak ada jeda waktu istirahat. Selama itu suhu bayi akan terus dipantau supaya tidak terlalu panas dan diperiksa bilamana ada gejala-gejala dehidrasi.
Kadar bilirubin bayi akan diuji setiap empat hingga enam jam sekali untuk memantau perkembangannya. Jika, kadar bilirubin sudah mulai menurun ke tingkat yang lebih aman maka fototerapi akan dihentikan.
- Exchange Transfusion
Ketika kadar bilirubin dalam darah sangat tinggi dan metode fototerapi tidak mampu mengatasinya. Maka dokter akan melakukan tindakan atau cara lainnya, yaitu exchange transfusion.
Exchange transfusion atau transfusi tukar adalah suatu metode mengeluarkan darah bayi menggunakan kateter yang dipasang di pembuluh darah. Lalu akan diganti dengan darah dari pendonor yang cocok dengan golongan dan tipe darah si bayi.
Darah baru dari pendonor tidak mengandung bilirubin sehingga bisa menurunkan kadar bilirubin dengan cepat pada bayi kuning akut.
Exchange transfusion biasanya akan berlangsung selama beberapa hari. Dalam beberapa hari tersebut kondisi bayi akan dipantau dengan ketat agar berjalan lancar.
Darah bayi tersebut akan diuji dalam waktu 2 jam setelah menjalani exchange transfusion untuk mengetahui kadar bilirubinnya.
- Pengobatan Bayi Kuning yang Dipicu Masalah Kesehatan
Apabila penyakit kuning yang diderita bayi dipicu oleh masalah kesehatan seperti infeksi. Maka infeksi di dalam tubuhnya harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum menurunkan kadar bilirubin di dalam tubuhnya.
Sementara penyakit kuning yang dipicu oleh perbedaan rhesus ibu dan bayi biasanya akan dilakukan imunoglobulin intravena (IVIG). Jadi, masalah kesehatan atau penyakit yang diderita bayi harus ditangani terlebih dahulu.
Tingginya kadar bilirubin pada bayi bisa dicegah dengan memberinya asupan nutrisi yang cukup. Setidaknya bayi harus mengonsumsi ASI 8 hingga 12 kali dalam satu hari selama beberapa hari sejak dilahirkan.
Setelah menyimak pembahasan tentang bayi kuning melalui penjelasan di atas. Sekarang tidak perlu terlalu panik lagi karena penyakit kuning sebenarnya wajar terjadi pada bayi namun harus tetap waspada jika tidak kunjung membaik. Nah, jika kondisi bayi tidak kunjung membaik, Sahabat Kaef bisa berkonsultasi langsung di Klinik Kimia Farma. Jadwalkan reservasi kunjungan Sahabat Kaef melalui aplikasi Kimia Farma Mobile. Selain reservasi klinik,Sahabat Kaef juga bisa melakukan cek lab dan membeli obat tanpa perlu keluar rumah. Yuk, download aplikasi Kimia Farma Mobile sekarang juga!
Sumber
https://www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/
https://medlineplus.gov/ency/article/001559.htm
https://rsud-kelet.jatengprov.go.id/mengenal-bayi-kuning-atau-ikterik-neonatorum/
#DekatCepatSehat