Beberapa orang beranggapan mengonsumsi sedikit minuman beralkohol tidak akan menimbulkan efek samping berarti bagi tubuh. Nyatanya, walau hanya sedikit minuman beralkohol tetap memberikan efek yang buruk bagi tubuh.
Penelitian menunjukan hasil, kandungan bahan kimia dalam minuman beralkohol seperti etanol memiliki efek toksik bagi tubuh secara langsung terutama saraf jika dikonsumsi secara berulang dan berlebihan.
Bagian tubuh yang dengan mudah mendapat efek buruk alkohol adalah otak. Sebagai molekul yang kecil alkohol dapat dengan mudah melintasi membran dan masuk ke beberapa bagian tubuh dengan cepat. Alkohol dapat mengganggu jalur komunikasi di otak, hal ini menyebabkan hilangnya kendali yang terjadi saat seseorang mabuk.
Dalam jangka panjang, minum terlalu banyak alkohol dapat merusak, mengecilkan atau membunuh sel-sel otak yang akan berakibat pada cara kerja otak hingga menyebabkan masalah serius dengan kemampuan berpikir dan memori pada otak.
Efek Buruk Minuman Beralkohol Bagi Otak
Para peneliti sepakat efek buruk minuman beralkohol bagi otak tidak berpengaruh dari jenis minuman tertentu. Setiap minuman yang mengandung alkohol memiliki risiko yang sama terhadap kerusakan otak. Hasil penelitian juga menekankan bahwa tidak ada batasan aman dalam konsumsi minuman beralkohol, yang artinya dalam jumlah berapapun tetap berisiko untuk merusak otak.
Efek Jangka Pendek Minuman Beralkohol Bagi Otak
Ketika dikonsumsi, alkohol meningkatkan aktivitas Gamma-aminobutyric acid (GABA), neurotransmitter penghambat utama di otak, dan menekan aktivitas neuron, yang menyebabkan bicara cadel, gaya berjalan tidak stabil, kehilangan memori jangka pendek dan refleks tubuh menjadi lambat.
Perubahan kimia otak yang terkait dengan mengonsumsi alkohol dapat membawa seseorang melalui berbagai suasana hati, termasuk euforia, depresi, mania, agresif, kemarahan, dan kebingungan. Terlalu banyak minum dalam waktu singkat bahkan dapat memperlambat pernapasan dan detak jantung seseorang, hingga menyebabkan koma.
Efek Jangka Panjang Minuman Beralkohol Bagi Otak
Jika konsumsi minuman beralkohol berlanjut dalam jangka waktu yang panjang, hal tersebut dapat menyebabkan perubahan kronis pada aktivitas neurotransmitter dan bahkan kelainan struktural.
Beberapa potensi efek jangka panjang dari penyalahgunaan alkohol meliputi:
- Masalah kesehatan kardiovaskular yang meningkatkan risiko stroke
- Penyusutan otak
- Terganggunya sirkulasi darah maupun oksigen ke otak
- Demensia
- Kekurangan nutrisi yang dapat merusak otak
- Menyebabkan jenis demensia terkait alkohol yang disebut sindrom Korsakoff
- Masalah kesehatan mental, termasuk halusinasi dan psikosis
- Perubahan suasana hati atau kepribadian
- Paparan alkohol kronis pada anak-anak dan bayi dapat menghambat perkembangan otak. Selama kehamilan, paparan alkohol pada janin dapat menyebabkan sekelompok gejala kompleks yang disebut sindrom alkohol janin.
Meskipun saat ini mengonsumsi minuman beralkohol menjadi salah satu media mengakrabkan diri namun akan lebih baik jika Sahabat Kaef menghindari jenis minuman yang satu ini. Itu tadi pembahasan kita mengenai efek buruk mengonsumsi alkohol bagi otak.
Sahabat Kaef, jaga selalu kesehatan dengan terus melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan sehat, dan tambahan multivitamin jika diperlukan. Sahabat Kaef juga dapat membeli vitamin serta kebutuhan kesehatan hingga reservasi layanan kesehatan dengan mudah melalui melalui aplikasi Kimia Farma Mobile. Caranya download aplikasi Kimia Farma Mobile melalui App Store atau Google Play.
Sumber:
- WebMD.com : The Serious Effect of Alcohol on the Brain
- The Lancet Journals: Alcohol use and burden for 195 countries and territories, 1990-206: a systemic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016.
- Centers for Disease Control and Prevention; Alcohol and Public Health: Alcohol use and your health
- Centers for Disease Control and Prevention; National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (NCCDPHP): Excessive Alcohol Use.