You are currently viewing 3 Kondisi Medis yang Menyebabkan Bayi Perlu Diberikan Susu Formula

3 Kondisi Medis yang Menyebabkan Bayi Perlu Diberikan Susu Formula

ASI merupakan nutrisi yang terbaik bagi bayi, pemerintah dalam hal ini pun mengatur ketentuan pemberian ASI Eksklusif dalam PP No. 39 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Dalam peraturan tersebut mengatur setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Namun, kondisi medis tertentu membuat ibu terpaksa memberikan susu formula bagi bayinya. Meskipun demikian, penentuan indikasi medis harus dilakukan oleh dokter atau bidan dan perawat.

Kondisi Medis yang Menyebabkan Bayi Perlu Diberikan Susu Formula

Inisiasi dini atau pemberian ASI pertama kali saat bayi baru lahir menjadi hal terpenting, kolostrum yang terdapat dalam ASI pertama dapat membantu pembentukan antibodi pada tubuh bayi sehingga mampu melawan infeksi.Hal ini menjadi impian setiap ibu untuk memenuhi ASI eksklusif bahkan hingga usia 2 tahun.

Namun, kondisi seperti apa yang membuat pemberian ASI eksklusif menjadi terhalang?

Dalan PERMENKES NO. 39 Tahun 2013 Tentang Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya, menjelaskan indikasi medis yang memperbolehkan bayi diberikan susu formula, diantaranya:

Bayi yang hanya dapat menerima susu formula khusus

Indikasi medis pada bayi yang hanya dapat menerima susu dengan formula khusus biasanya terjadi karena adanya kelainan metabolisme bawaan, seperti:

  • Bayi dengan galaktosemia klasik yang memerlukan susu formula khusus bebas galaktosa
  • Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup maple (maple syrup urine disease), memerlukan susu dengan formula khusus bebas leusin, isoleusin, dan valin
  • Bayi dengan fenilketonuria, memerlukan susu dengan formula khusus bebas fenilalanin (bayi dengan kelainan metabolisme ini masih dapat diberikan ASI dengan perhitungan dan pengawasan dokter spesialis anak).

Bayi yang membutuhkan makanan lain selain ASI dengan jangka waktu terbatas

Indikasi medis pada bayi dengan kebutuhan makanan selain ASI dalam jangka waktu tertentu, biasanya terjadi karena kondisi seperti:

  • Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram atau bayi lahir dengan berat badan sangat rendah
  • Bayi lahir kurang dari 32 minggu dari usia kehamilan yang sangat prematur
  • Bayi baru lahir yang berisiko hipoglikemia berdasarkan gangguan adaptasi metabolisme atau peningkatan kebutuhan glukosa seperti bayi prematur, kecil untuk umur kehamilan atau yang mengalami stress iskemik/intrapartum hipoksia yang signifikan.
  • Bayi yang lahir sakit dan bayi yang memiliki ibu pengidap diabetes, jika gula darahnya gagal merespon pemberian ASI baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI Eksklusif karena harus mendapatkan pengobatan

Kondisi medis ibu yang tidak dapat memberikan ASI eksklusif karena harus mendapatkan pengobatan, meliputi:

  • Kondisi medis ibu yang dapat dibenarkan menghentikan menyusui secara permanen jika ibu terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
  • Ibu yang menderita penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat bayinya, seperti demam tinggi hingga tak sadarkan diri.
  • Ibu yang menderita infeksi Virus Herpes Simplex tipe 1 (HSV-1) dan HSV-2 di payudara.
  • Ibu yang menggunakan obat psikoterapi jenis penenang, obat anti epilepsi dan opioid, radioaktif iodine 131, dan atau sitotoksik kemoterapi.
  • Kondisi medis ibu dengan HbsAg (+), dalam hal ini bayi belum diberikan vaksinasi hepatitis yang pasif dan aktif dalam 12 jam.

Sebelum memberikan susu formula bagi bayi, penting untuk ibu memerhatikan jenis susu formula bayi yang sesuai dengan kondisi medis, waktu pemberian, kebersihan botol hingga tempat penyimpanan susu formula. Berikut beberapa aturan pemberian susu formula bagi bayi yang harus diperhatikan:

Jumlah dan Frekuensi Pemberian Susu Formula

Pemberian susu formula bagi bayi harus diperhatikan dari segi jumlah dan frekuensinya, hal ini dikarenakan susu formula lebih sulit dicerna oleh bayi. Pemberian susu formula juga harus disesuaikan dengan usia bayi, diantaranya:

  1. Bayi baru lahir: bayi baru lahir menghabiskan susu formula 45-90 ml, dengan frekuensi waktu tiap 2-3 jam. Jumlah ini meningkat seiring pertumbuhan bayi.
  2. Bayi usia 2 bulan: bayi usia 2 bulan dapat menghabiskan susu formula 120-150 ml dengan frekuensi 3-4 jam sekali.
  3. Bayi usia 4 bulan: bayi usia 4 bulan mungkin dapat menghabiskan 120-180 ml setiap kali menyusu.
  4. Bayi usia 6 bulan: bayi yang berusia 6 bulan dapat menyusu 180-230 ml sekitar 4-5 kali sehari.

Jaga Kebersihan Botol Bayi

Dalam pembuatan susu formula bagi bayi, tingkat kebersihan sangat amat diperlukan. Hal ini dikarenakan susu formula lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri. Menjaga kebersihan botol dengan memisahkan peralatan bayi dan orang dewasa sangat dianjurkan, dan selalu lakukan sterilisasi botol setiap kali selesai digunakan.

Perhatikan Produk Susu yang Dibeli

Perhatikan tempat membeli produk susu formula bayi, pastikan membeli produk susu formula bayi hanya di apotek atau tempat berizin, perhatikan juga tanggal kadaluarsa pada kemasan kotak susu, hindari membeli susu formula yang dekat dengan masa kadaluarsa. Selain itu, perhatikan kemasan susu formula dari mulai keutuhan dan kemasan yang masih bagus serta tidak rusak. Perhatikan juga cara penyimpanan produk susu formula, pastikan rak penyimpanan sejuk dan tidak langsung terkena sinar matahari.

DOWNLOAD APLIKASI KIMIA FARMA MOBILE SEKARANG!

Referensi: