Indikasi Umum:
-
-
- Untuk mencegah serangan gout akut.
- Untuk mencegah asam urat dan batu ginjal kalsium oksalat.
- Untuk mencegah hiperurisemia dan sindrom lisis tumor yang berhubungan dengan kemoterapi.
-
Cara Kerja:
Allopurinol adalah inhibitor xantin oksidase. Xantin oksidase memetabolisme xantin (diproduksi dari purin) menjadi asam urat. Penghambatan xantin oksidase menurunkan konsentrasi asam urat plasma dan mengurangi pengendapan asam urat di sendi atau ginjal.
Efek Samping:
Allopurinol umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping yang paling umum adalah ruam kulit, yang mungkin ringan atau mungkin menunjukkan reaksi hipersensitivitas yang lebih serius seperti sindrom Stevens-Johnson atau nekrolisis epidermal toksik. Sindrom hipersensitivitas obat adalah reaksi langka yang mengancam jiwa terhadap allopurinol yang dapat mencakup demam, eosinofilia, limfadenopati, dan keterlibatan organ lain, seperti hati dan kulit. Memulai penggunaan allopurinol dapat memicu atau memperburuk serangan gout akut.
Peringatan:
Penggunaan allopurinol tidak boleh dimulai selama serangan akut gout, tetapi dapat dilanjutkan jika pasien sudah stabil, untuk menghindari fluktuasi kadar asam urat serum yang tiba-tiba. Ruam kulit berulang atau tanda-tanda hipersensitivitas yang lebih parah terhadap allopurinol merupakan kontraindikasi terhadap terapi. Allopurinol dimetabolisme di hati dan diekskresikan oleh ginjal. Oleh karena itu, dosis harus dikurangi pada pasien dengan gangguan ginjal berat atau gangguan hati.
Interaksi:
Obat sitotoksik, mercaptopurine, dan pro-drug-nya, azathioprine, membutuhkan xanthine oxidase untuk dimetabolisme. Ketika allopurinol diresepkan bersama obat ini, dapat menghambat metabolisme kedua obat tersebut dan meningkatkan risiko toksisitas. Resep bersama allopurinol dengan amoksisilin meningkatkan risiko ruam kulit, sedangkan dengan penghambat ACE atau tiazid meningkatkan risiko reaksi hipersensitivitas.